Menurut Imam
Masjid Nabawi yang sekarang ini Tafsir QS 2 : 186
Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah
mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran adalah:
1. Allah mengabulkan
du'a sesuai dengan apa yang diminta.
2. Allah tidak mengabulkan du'a akan tetapi
Allah ganti dengan dijauhkan-Nya dari mushibah/bencana.
3. Allah tidak mengabulkan du'a namun Allah
tangguhkan dan diganti pahala yang lebihbaik.
4. Allah beri tapi tidak
sesuai dengan keinginan, karena Allah memberi apa yang dibutuhkan.
Kepada orang-orang beriman
teruslah berdu'a, jangan bosan-bosan berdu'a karena itu adalah ibadah dan senjata bagi
orang-orang beriman. Bershabar dan bersyukurlah selalu.
Catatan : Kata Du'a di atas yang dimaksud adalah doa
Program Guraru (Guru Era Baru) 2011
baru saja usai digelar oleh Acer Group Indonesia. Terlepas siapa pun
yang telah memenangkan ajang “bergengsi” itu, Guraru bisa dibilang
sebagai sebuah terobosan kreatif untuk menghilangkan jarak antara guru dan internet. Pada era virtual seperti sekarang, sudah saatnya guru sebagai agen pembelajaran yang dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, benar-benar mampu mengoptimalkan fungsi internet untuk mendesain pembelajaran yang up to date, menarik, menyenangkan, efektif, inovatif, dan kreatif. Salah satu ruang yang tepat untuk itu adalah blog. Melalui blog, seorang guru
akan terus terpacu “adrenalin”-nya untuk meningkatkan kompetensi diri
sehingga mampu menyuguhkan postingan-postingan terbaik di blognya
masing-masing untuk kemajuan dunia pendidikan.
Ibarat sebuah magnet, Guraru agaknya telah berhasil menyedot animo ratusan blogger guru untuk mengakrabi blog sebagai media berekspresi, beraktualisasi diri, personal branding, berinteraksi, memublikasikan materi dan desain pembelajaraninovatif, atau menakar kemampuan diri dalam merespon fenomena-fenomena pendidikan mutakhir. Pada Acer Guraru Award 2011, panitia menerima total 2.566 masukan yang meliputi sekitar 275 blog guru dari seluruh Indonesia. Ada kenaikan sebesar 588% dibadingkan dengan pelaksanaan Acer Guraru Award 2010. Sebuah partisipasi yang luar biasa.
Seiring dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan ruang maya bagi
para pengguna, baik dalam soal akses, manfaat, partisipasi, maupun
kontrol, blog sesungguhnya juga bisa dijadikan sebagai “laboratorium virtual” untuk kemajuan dunia pendidikan yang sangat besar manfaatnya bagi peserta didik, guru yang bersangkutan, maupun sesama rekan sejawat. Melalui blog, sesama guru, guru dan murid, guru dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa saling berinteraksi tanpa dibatasi sekat ruang dan waktu. Blog bisa dioptimalkan untuk unjuk kinerja guru dalam menyajikan berbagai persoalan dan pernak-pernik dunia pendidikan,
sehingga mesin pencari makin ramah terhadap masalah-masalah pendidikan
yang hingga saat ini masih menyisakan banyak problem dan tantangan.
Jika eksitensi blog guru terus hadir di ranah virtual, bukan mustahil dunia pendidikan kita akan semakin kaya berkat sentuhan para guru dalam menyajikan postingan-postingan terbaik. Dengan demikian, blog guru bisa dijadikan sebagai portofolio rekam jejak guru dalam memberikan pengabdian terbaik buat bangsa dan negara melalui jagat virtual. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet, yang bisa diakses oleh siapa pun secara lintas-geografis, lintas-usia, dan lintas-budaya, diakui atau tidak, telah membuat dunia pendidikan makin dinamis dan progresif. Para pengunjung akan makin dimudahkan dalam mencari rujukan yang terkait dengan masalah keilmuan, pembelajaran, atau fenomena-fenomena pendidikan mutakhir yang lain.
Namun, kehadiran blog guru agaknya belum direspon secara serius oleh pemerintah sebagai pemangku kepentingan pendidikan utama. Sejauh ini, baru Pusat Bahasa yang rutin menggelar event LombaBlog Guru dalam menyambut Bulan Bahasa setiap tahunnya. Sementara itu, Kemendikbud yang dianggap sebagai pihak yang paling berkompeten untuk meningkatkan profesionalisme guru, sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda untuk melirik blog guru sebagai media untuk mengukur rekam jejak guru dalam memberikan pengabdian terbaik buat masa depan peserta didiknya. Pelatihan pembuatan blog pun (nyaris) belum mendapatkan perhatian secara serius. Kalau toh ada, event-event pelatihanblog selama ini baru sebatas dilakukan secara parsial oleh komunitas-komunitas blogger atau institusi-institusi semacam Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), seperti yang dilakukan oleh LPMP Jawa Tengah kepada para guru pemandu MGMP.
Suasana ketika pelatihanblog guru pemandu MGMP SMP berlangsung di LPMP Jawa Tengah (Kamis, 8 Desember 2011)
Fakta menunjukkan, animo guru untuk melakukan aktivitas ngeblog
sudah tampak demikian antusias. Saya yang kebetulan beberapa kali
didaulat oleh LPMP Jawa Tengah untuk mendampingi rekan-rekan sejawat
dalam pelatihan pembuatan blog, menangkap atmosfer yang cukup menggairahkan. Kemauan untuk berbagi dan bersilaturahmi melalui blog sudah cukup terbangun di kalangan guru, sampai-sampai alokasi waktu pelatihan yang disediakan oleh panitia tidak cukup untuk menampung animo mereka agar bisa membuat blog.
Mengingat demikian pentingnya kehadiran blog guru sebagai “laboratorium” virtual, tidak ada salahnya kalau pelatihan pembuatan blog bagi guru dilakukan lebih intensif oleh Kemendikbud untuk melahirkan blogger-blogger guru masa depan yang benar-benar sanggup menjadi agen pembelajaran yang sesungguhnya. Kemudian, gelar event lombablog guru untuk diagendakan secara rutin, sehingga akan terjaring blogger-blogger guru terbaik yang layak dijadikan sebagai fasilitator atau instruktur pembuatan blog di berbagai pelosok tanah air. Jika “mimpi” ini bisa terwujud, maka dunia pendidikan akan makin berkembang secara dinamis dan progresif karena berbagai pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif akan terus mengalir dari blog guru di ranah virtual yang belakangan ini tengah mengalami masa “euforia”.
Ayo, Bapak/Ibu Guru, atasi kelumpuhan menulis melalui blog! Jadikan blog sebagai media untuk membangun optimisme bangsa melalui postingan-postingan yang mencerahkan dan mencerdaskan! Nah, salam ngeblog!
Tanggal 2 Mei setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai
hari pendidikan nasional. Kita ingat yang dikatakan bapak Pendidikan
Indonesia, Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan memiliki hakikat memanusiakan manusia dengan mewujudkan pribadi yang merdeka. Betapa tinggi filosofi beliau hal ini sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang ini begitu banyak berita miring tentang dunia pendidikan kita.
Diantara begitu banyak berita negatif tentang potret dunia pendidikan kita sudah banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah demi memajukan dunia pendidikan kita,diantaranya sertifikasi,walaupun banyak yang mengatakan bahwa sertifikasi tidak banyak meningkatkan kinerja guru,tapi itu merupakan respon positif akan pengakuan profesi guru.
Berikutnya dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permennegpan dan
RB) Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.Dengan adanya peraturan itu kenaikan pangkat guru tidak
semuda dulu,karena harus melewati proses Penilaian Kinerja Guru setiap tahunnya.
Proses kenaikan pangkat dan jabatan guru yang semula dilakukan secara otomatis dan periodik, diubah menjadi berdasarkan angka kredit, sehingga memungkinkan guru untuk dapat mengajukan kenaikan pangkat dan golongan kurang dari 4 tahun atau bahkan lebih dari 4 tahun. Selain itu untuk kenaikan pangkat jabatan Fungsional Guru serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka
kreditnya disesuaikan.
Dengan adanya Peraturan ini yang akan dilaksanakan secara efektif
mulai 1 januari 2013 merupakan tantangan bagi guru untuk lebih
profesional dalam menjalankan tugas .meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan guru, yang akan memberikan kontribusi secara
langsung pada peningkatan kualitas pembelajaran yang
dilakukan, sekaligus membantu pengembangan karir guru
sebagai tenaga profesional.
Melalui peringatan Hardiknas 2012, saatnya bagi kita sebagai guru yang berkecimpung di dunia pendidikan
menyikapi dengan tindakan yang nyata. Membangun mind set yang lebih
konstruktif diawali dari diri sendiri. Melaksanakan tugas secara
profesional, melakukan inovasi pembelajaran, melakukan kegiatan
pengembangan profesi, dan sebagainya sehingga diharapkan guru terampil membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan tehnologi melalui penyajian layanan pendidikan yang bermutu.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2012. Majulah Pendidikan Indonesia.
Semakin berkembangnya tehnologi internet membuka wawasan
bahwa informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat kita dapatkan .
Dengan internet dapat dilakukan melampaui ruang dan waktu. Internet
juga menyediakan fasilitas transaksi produk, tranformasi ilmu dan life
style.Bahkan umurpun tidak membatasinya, yang tua bahkan yang belia
dapat menembus keterbatasan di dunia ini.
Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna blog terbesar kedua di dunia setelah Inggris versi WordPress. Dalam enam bulan belakangan ini, setidaknya 143.108 blog telah di-hosting oleh pengguna.
Menurut laporan dari Pew Internet & American Life
Project, blog sudah menjadi hal yang lumrah. Pada tahun 2004, pembaca
blog meningkat 58 persen, yaitu menjadi 27 persen dari keseluruhan
pengguna Internet, atau 32 juta orang. 12 persen dari yang membaca blog
juga aktif menambahkan komentar pada blog. (Kutipan dari CNet News.com).
Menurut Technocrati, salah satu mesin pencari blog, saat
ini sedikitnya terdapat 112 juta blog per Desember 2007. Diantara
pengguna blog adalah para remaja, mahasiswa, politisi, selebiritis,
guru hingga anak-anak usia belia.
Dengan melihat situasi ini, sebagai guru kita dapat
mencari peluang dengan memanfaatkan internet,salah satunya adalah blog
sebagai media pembelajaran .tentunya kita tidak ingin dikatakan
sebagai guru JADUL (Jaman Dulu ).
Menurut Undang –undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa guru harus mempunyai kompetensi, Kompetensi tersebut meliputi:
Kompetensi pedagogik
Kompetensi profesional;
Kompetensi sosial;
Kompetensi kepribadian;
Salah satunya guru harus memiliki kompetensi professional Yaitu
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi.Salah satu poin dikatakan guru diharapkan “Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran”
Yang kedua guru harus memiliki kompetensi sosial yaituKemampuan
guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar.
Salah satunya dikatakan guru diharapkan “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri “
Tentunya tidak berlebihan jika kita memanfaatkan internet sebagai
media pembelajaran berarti kita sudah melaksanakan Undang undang
tersebut .
Dalam internet banyak fasilitas yang dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran .Salah satu produk internet adalah BLOG.
Weblog atau blog adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh
Jorn Barger pada 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk
menyebut kelompok website pribadi yang selalu diperbarui (update)
secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang dianggap
menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.
Blog merupakan teks dokumen, gambar, obyek media, dan data yang
tersusun secara rapi dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat
melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal pribadi
Blog dapat dikategorikan sebagai e learning, dalam tulisannya
Rosenberg (2001) beliau mengungkapkan bahwa e learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Manfaat Blog
1. Media interaktif diluar kelas
Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya guru
di sebuah sekolah dapat membuat blog dimana isi sebuah blog menyangkut
mata pelajaran masing-masing guru. Kemudian ada siswa yang mengakses
blog tersebut, siswa mengisi comment di blog, sehingga terjadi
komunikasi antara guru dengan siswa
2. Media untuk menyimpan file
Guru dapat menyusun dan meresume materi pelajaran kemudian
meletakkannya ke dalam sebuah blog, Hal ini sangat membantu mempercepat
pengajaran karena siswa tidak perlu mencatat lagi dipapan tulis
sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah, tanpa dibatasi
oleh waktu dan tempat.Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sangat
usabilitas (mudah digunakan) dan maintanabel (mudah dikelola dan
dirawat).
3. Media curhat bagi siswa
Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog
meninggalkan komentar,oleh sebab itu blog dapat menjadi media untuk
mengungkapkan usul, komentar dan curhat siswa tentang sistem
pengajaran yang ada di sekolah, sehingga pihak sekolah dan guru dapat
meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para peserta didik .
4. Media untuk menulis
Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog
guru belajar dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya
ilmiah atau karya tulis. Sebelum ikut dalam bidang karya tulis dalam
setiap even resmi seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi,
alangkah baiknya guru menggunakan blog sebagai media writting learning
terlebih dahulu. blog juga merupakan sarana yang cepat dan mudah
sebagai sarana penyebaran hasil-hasil penelitian, penataran,
penelitian, workshop dan berbagai macam tulisan lainnya
5. Media untuk mendapatkan informasi
Guru bisa mendapatkan Informasi melalui proses pencarian dengan
search engine akan membuka dan menambah wawasan guru tentang dunianya
dan dunia ilmu pengetahuan
Guru bisa mendapatkan informasi melalui buku, koran, majalah tapi
kita hanya berperan sebagai pembaca pasif . dengan blog kita bisa
langsung memberi komentar .dan informasi yang didapatkan semakin luas
dengan saling memberi link dengan pengguna blog lain
6. Sarana berdiskusi
Blog juga menjadi pilihan sebagai sarana berdiskusi antar guru
dengan siswa , guru dengan guru. dan berbagi pengetahuan dengan
pengguna blog yang lain, sehingga membuka wawasan berfikir kita
7. Media berkreativitas
Guru dapat menghias blog sesuai dengan keinginan,misalnya
dipercantik dengan gambar,foto,slide,video,template,background yang
semuanya didapatkan secara gratis melalui counter dalam internet
Demikian manfaat yang ada pada internet, khususnya blog, yang dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan pendidikan. Memang keberadaan blog
yang banyak kegunaannya masih jarang dimanfaatkan oleh sebagian
guru.Sebelum mencoba kita tidak akan pernah merasakan manfaat blog itu
.
Semakin berkembangnya tehnologi internet membuka wawasan
bahwa informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat kita dapatkan .
Dengan internet dapat dilakukan melampaui ruang dan waktu. Internet
juga menyediakan fasilitas transaksi produk, tranformasi ilmu dan life
style.Bahkan umurpun tidak membatasinya, yang tua bahkan yang belia
dapat menembus keterbatasan di dunia ini.
Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna blog terbesar kedua di dunia setelah Inggris versi WordPress. Dalam enam bulan belakangan ini, setidaknya 143.108 blog telah di-hosting oleh pengguna.
Menurut laporan dari Pew Internet & American Life
Project, blog sudah menjadi hal yang lumrah. Pada tahun 2004, pembaca
blog meningkat 58 persen, yaitu menjadi 27 persen dari keseluruhan
pengguna Internet, atau 32 juta orang. 12 persen dari yang membaca blog
juga aktif menambahkan komentar pada blog. (Kutipan dari CNet News.com).
Menurut Technocrati, salah satu mesin pencari blog, saat
ini sedikitnya terdapat 112 juta blog per Desember 2007. Diantara
pengguna blog adalah para remaja, mahasiswa, politisi, selebiritis,
guru hingga anak-anak usia belia.
Dengan melihat situasi ini, sebagai guru kita dapat
mencari peluang dengan memanfaatkan internet,salah satunya adalah blog
sebagai media pembelajaran .tentunya kita tidak ingin dikatakan
sebagai guru JADUL (Jaman Dulu ).
Menurut Undang –undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa guru harus mempunyai kompetensi, Kompetensi tersebut meliputi:
Kompetensi pedagogik
Kompetensi profesional;
Kompetensi sosial;
Kompetensi kepribadian;
Salah satunya guru harus memiliki kompetensi professional Yaitu
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang
memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar
kompetensi.Salah satu poin dikatakan guru diharapkan “Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran”
Yang kedua guru harus memiliki kompetensi sosial yaituKemampuan
guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar.
Salah satunya dikatakan guru diharapkan “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri “Tentunya tidak berlebihan jika kita memanfaatkan internet sebagai
media pembelajaran berarti kita sudah melaksanakan Undang undang
tersebut .
Dalam internet banyak fasilitas yang dapat digunakan
sebagai sarana pembelajaran .Salah satu produk internet adalah BLOG. Weblog atau blog adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh
Jorn Barger pada 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk
menyebut kelompok website pribadi yang selalu diperbarui (update)
secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang dianggap
menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.
Blog merupakan teks dokumen, gambar, obyek media, dan data yang
tersusun secara rapi dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat
melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal pribadi
Blog dapat dikategorikan sebagai e learning, dalam tulisannya
Rosenberg (2001) beliau mengungkapkan bahwa e learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang
dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.
Manfaat Blog :
1. Media interaktif diluar kelas
Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya guru
di sebuah sekolah dapat membuat blog dimana isi sebuah blog menyangkut
mata pelajaran masing-masing guru. Kemudian ada siswa yang mengakses
blog tersebut, siswa mengisi comment di blog, sehingga terjadi
komunikasi antara guru dengan siswa
2. Media untuk menyimpan file
Guru dapat menyusun dan meresume materi pelajaran kemudian
meletakkannya ke dalam sebuah blog, Hal ini sangat membantu mempercepat
pengajaran karena siswa tidak perlu mencatat lagi dipapan tulis
sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah, tanpa dibatasi
oleh waktu dan tempat.Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sangat
usabilitas (mudah digunakan) dan maintanabel (mudah dikelola dan
dirawat).
3. Media curhat bagi siswa
Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog
meninggalkan komentar,oleh sebab itu blog dapat menjadi media untuk
mengungkapkan usul, komentar dan curhat siswa tentang sistem
pengajaran yang ada di sekolah, sehingga pihak sekolah dan guru dapat
meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para peserta didik .
4. Media untuk menulis
Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog
guru belajar dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya
ilmiah atau karya tulis. Sebelum ikut dalam bidang karya tulis dalam
setiap even resmi seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi,
alangkah baiknya guru menggunakan blog sebagai media writting learning
terlebih dahulu. blog juga merupakan sarana yang cepat dan mudah
sebagai sarana penyebaran hasil-hasil penelitian, penataran,
penelitian, workshop dan berbagai macam tulisan lainnya
5. Media untuk mendapatkan informasi
Guru bisa mendapatkan Informasi melalui proses pencarian dengan
search engine akan membuka dan menambah wawasan guru tentang dunianya
dan dunia ilmu pengetahuan
Guru bisa mendapatkan informasi melalui buku, koran, majalah tapi
kita hanya berperan sebagai pembaca pasif . dengan blog kita bisa
langsung memberi komentar .dan informasi yang didapatkan semakin luas
dengan saling memberi link dengan pengguna blog lain
6. Sarana berdiskusi
Blog juga menjadi pilihan sebagai sarana berdiskusi antar guru
dengan siswa , guru dengan guru. dan berbagi pengetahuan dengan
pengguna blog yang lain, sehingga membuka wawasan berfikir kita
7. Media berkreativitas
Guru dapat menghias blog sesuai dengan keinginan,misalnya
dipercantik dengan gambar,foto,slide,video,template,background yang
semuanya didapatkan secara gratis melalui counter dalam internet
Demikian manfaat yang ada pada internet, khususnya blog, yang dapat
digunakan untuk berbagai kepentingan pendidikan. Memang keberadaan blog
yang banyak kegunaannya masih jarang dimanfaatkan oleh sebagian
guru.Sebelum mencoba kita tidak akan pernah merasakan manfaat blog itu
.
JAKARTA (salam-online.com): Umat Islam di Indonesia
sudah sejak lama memimpikan tegaknya syariat dan hukum Islam. Bahkan
salah satu motivasi kenapa banyak pahlawan gugur di medan perang dalam
masa perjuangan fisik di masa lalu, tidak lain tujuannya agar bisa
tegaknya syariat Islam.
Ketika sudah merdeka pun, putra-putri Islam tetap memperjuangkan
tegaknya syariat Islam lewat parlemen. Bergantian bentuk-bentuk upaya
penegakan syariat itu terus diperjuangkan.
Namun sampai hari ini, sudah lewat enam puluh tahun kita merdeka,
ternyata syariat Islam masih belum tegak di negeri kita seperti yang
dicita-citakan oleh para ulama dan pendahulu kita di masa lalu.
Pandangan Kalangan Anti Syariah
Kalau dihitung-hitung, sebenarnya yang menjadi penghalang utama
kenapa syariat Islam tidak bisa lantas tegak di negeri kita bukan
siapa-siapa. Ternyata justru faktor penolakan dari umat Islam sendiri.
Tegaknya syariat Islam malah berhadapan dengan sebagian besar umat
Islam. Justru mereka itulah yang dengan sangat gigih berada pada posisi
menentang dan sangat anti dengan syariah Islam.
Pokoknya apa pun yang berbau istilah syariah, langsung diveto dan
diberi kartu merah, termasuk nasib perda-perda yang dianggap bernuansa
syariah di masa sekarang.
Padahal sebenarnya sadar atau tidak, kita sudah menjalankan syariat
Islam, bahkan saudara-saudara kita yang ‘anti’ syariah, tanpa sadar
mereka sudah menjalankan syariah Islam.
Buktinya ke mana-mana mereka pakai baju dan celana. Seandainya mereka
anti syariah Islam, maka ke mana-mana mereka pasti telanjang bulat,
persis kambing dan kerbau.
Buktinya mereka menikah dengan sah, meski sering sinis dengan
penegakan syariah. Kalau mereka tidak menjalankan syariah Islam,
pastilah mereka tidak menikah tapi kumpul kebo dan jadi pelanggan rumah bordil.
Buktinya mereka mereka ikut puasa di bulan Ramadhan, meski tetap
sinis dengan syariah Islam. Kalau mereka tidak menjalankan syariah
Islam, seharusnya mereka makan di siang hari pada bulan Ramadhan.
Dan tanpa sadar, pada hakikatnya kita semua sudah mengakui dan bahkan
menjalankan syariah Islam, walaupun masih parsial atau
sepotong-sepotong.
Jadi kendala utama kita tinggal menyempurnakan kekurangannya saja, bukan memulai dari awal. Penyadaran seperti ini penting buat shock theraphy kepada saudara-saudara kita yang sok anti penegakan syariah Islam.
Dan problem terbesar dari penegakan syariah Islam memang bersumber
dari mereka, yaitu saudara kita sendiri yang sebenarnya masih sujud
setidaknya 17 kali sehari semalam kepada Allah SW, dimana dalam doa
ifitiah yang dibaca, ada tersebutkan lafadz, “Sesungguhnya shalatku,
ibadahku, hidupku dan matiku, hanya untuk Allah Rabb alam semesta.”
Jadi tugas kita sebenarnya tidak terlalu sulit, karena secara prinsip
dasar, umat Islam di Indonesia sudah mengakui bahwa dia telah berserah
diri kepada Allah SWT. Mana mungkin orang yang sudah menyatakan diri
seperti itu, tiba-tiba jadi penentang utama syariah Islam.
Terjebak Jargon
Salah satu kendala utama kenapa orang anti dengan syariah Islam
adalah karena ‘kalahnya’ kita dari kekuatan kafir. Mereka telah dengan
efektif berkampanye untuk memperburuk citra syariah Islam.
Hal itu bisa kita buktikan dengan mudah. Berapa banyak umat Islam
yang kalau mendengar istilah ‘syariah’, tiba-tibaseolah tersihir dan
merasa phobi, takut, serem, bergidik, dan deg-degan.
Soalnya yang langsung terbayang adalah kapak tajam yang akan memenggal
kepala manusia ala peradaban kuno.
Tapi imej dan opini itulah yang telah berhasil dilakukan oleh
lawan-lawan syariah Islam. Mereka berhasil membuat tulisan, opini,
ajakan, dan tren yang ujung-ujungnya membuat orang takut pada istilah
syariah.
Maka seharusnya kita juga harus punya strategi yang menarik untuk mencuri perhatian khalayak. Kalau sekarang ini mereka sedang phobi
dengan istilah syariah dan sejenisnya, toh kita tidak harus pusing
kepala dan marah-marah sendiri. Mungkin tidak ada salahnya kita
menggunakan istilah lain. Toh, apalah arti sebuah nama, pinjam celoteh
si Shakespiere.
Misal yang sederhana, kita bisa gunakan istilah ‘peradaban maju’
sebagai ganti dari istilah yang terlanjur sudah membuat orang panas
dingin. Kita bisa katakan mari kita bentuk masyrakat yang ‘berperadaban
maju’, dengan tidak menyisakan ruang bagi penipuan, pencurian, termasuk
perzinaan yang sangat hewani itu.
Dan yang dimaksud dengan ‘peradaban maju’ tidak lain adalah tegaknya
syariah Islam, yang isinya bukan hanya potong tangan, rajam, cambuk dan
penggal kepala, tapi memang sepenuhnya berisi kemajuan, keadilan,
kemanusiaan, ketinggian derajat manusia, pemerataan kesejahteraan dan
seterusnya. Silakan teruskan sendiri.
Kecolongan
Dan ada satu hal yang saat ini perlu kita pikirkan bersama, terutama
bagi para ‘pendekar dan penegak syariah Islam’. Seandainya—ini cuma
seandainya saja—tiba-tiba-tiba para penguasa sekuler itu terguling atau
entah dapat hidayah lewat mana, tiba-tiba mereka bilang, “Yah sudah,
sekarang kami sudah taubat, ayo kita gunakan hukum Islam,” lalu apakah
masalah sudah selesai?
Apakah proses penegakan syariah Islam sesederhana itu? Apakah hanya
dengan melengserkan para penguasa sekuler dan kemudian diganti jadi
negara Islam, atau apa lah istilahnya, masalah sudah selesai?
Sementara kita tahu persis bahwasebenarnya masih banyak kendala utama
dan justru esensial sekali, tapi selama ini luput dari perhatian kita.
Perhatian kitaselama ini lebih banyak terkuras untuk memperjuangkan
syariah Islam di level parlemen. Padahal kalau kita cermati dengan hati
lapang dan luas, tetap ada wilayah kerja lain yang sebenarnya jauh lebih
sulit untuk diperjuangkan.
Urusan mengegolkan syariah Islam di parlemen mungkin hanya satu dari
seribu kendala tegaknya syariah Islam. Tanpa mengurangi rasa hormat kita
kepada teman-teman yang sedang ‘berjuang’ di parlemen dengan menyerap
begitu banyak sumber daya, tapi harus kita akui pe-er besar kita ternyata bukan di parlemen.
Pe-er besar kita justru ada di tengah umat Islam sendiri. Dan
kejadian demi kejadian dalam garis lintasan sejarah seharusnya sudah
cukup untuk menjadi guru besar kita, bahwa kekuasaan bukan berarti
tujuan utama perjuangan. Dan bukan garis finish yang akan kita lewati.
Sebab berapa banyak kekuatan Islam yang pada akhirnya bisa mencapai
puncak kekuasaan, tetapi ujung-ujungnya mereka harus menyerah pada
kenyataan. Ternyata dengan naiknya sebuah kekuatan Islam ke puncak
kekuasaan di suatu negeri, tidak ada kaitanya dengan tegak atau tidak
tegaknya syariah Islam di negeri itu.
Bukankah Erbakan pernah menjadi perdana menteri di Turki? Bukankah
Muhammad Dhia’ulhaq pernah berkuasa di Pakistan? Bukankah Iran dipimpin
oleh para tokoh yang mengaku menegakkan Islam, meski dengan akidah syiah
yang banyak dikritik? Dan bukankah beberapa partai Islam juga telah
menang di berbagai negeri? Bukankah kemenangan mutlak di pemilu telah
pernah diraih FIS di Aljazair dan Refah di Turki serta Jamiat Islami di
Pakistan?
Tanpa mengecilkan peran dan jasa perjuangan mereka, tapi kalau kita
amati, ternyata semua itu tidak selalu ekwivalen dengan tingkat
penerapan syariah Islam. Setidaknya, kehidupan rakyat masih belum
berubah. Yang miskin masih miskin dan yang bodoh tetap bodoh. Utang
negara itu dan tingkat ketergantungan kepada negara adidaya yang
dikuasai lobi yahudi masih tinggi. Produksi dalam negeri negara itu
masih saja rendah, mereka masih menjadi negara yang nyaris 100 persen
bergantung kepada belas kasihan (baca: jerat) negara adidaya.
Atau kalau kita lihat dari sudut pandang yang lain, misalnyadari
sudut hukum hudud, ternyata kita juga tidak lantas menyaksikan hukum
potong tangan, rajam, dan cambuk berlaku di negara itu. Mengingat bahwa
sebagian teman kita punya pandangan sederhana, bahwa tegaknya syariah
Islam cukup diukur dari pelaksanaan hukum hudud.
Lalu apa yang masih kurang? Dan apa yang salah?
Kalau salah sih tidak juga, dan sebenarnya tidak ada yang salah.
Segala perjuangan untuk mencapai kekuasaan demi memperjuangkan syariah
di level parlemen memang bukan tanpa arti. Kami pun tidak pernah
berpikir untuk mengecilkan peran dan prestasi itu.
Tapi ada satu hal yang mungkin kita sering lupa, yaitu kekuatan
fundamental di landasan yang menjadi fundamen esensial malah seringkali
terlupakan. Fundamen itu adalah penyiapan umat untuk bisa mengenal,
mengetahui, merasakan manisnya, dan merindukan tegaknya syariah Islam.
Itu yang justru selama ini lepas dan luput dari perhatian kita.
Betapa banyak umat Islam yang belum tahu cara berwudhu, yang lainnya
tidak tahu apa saja yang membatalkan shalat. Yang lain masih saja
menikah tanpa wali, atau malah asyik berkampanye untuk poligami. Lima
belas ribuan pertanyaan yang masuk ke database kami cukup untuk
membuktikan hal itu.
Janganlah kita bertanya tentang hal-hal yang lebih dalam dari syariah
Islam. Bahkan hal-hal yang terlalu fundamental sekalipun masih saja
hilang dari daya tahan umat ini. Jadi perang kita ini sebenarnya tidak vis a vis
dengan orang kafir yang memusuhi Islam, tapi ‘perang’ kita ini lebih
banyak untuk melawan ‘kebodohan’ dan ‘keawaman’ umat Islam dari syariah
Islam itu sendiri.
Pelajaran dan kuliah syariah Islam itu boleh dibilang tidak pernah
ada di negeri ini. Sebab pesantren kini sudah mulai kehilangan santri.
Jumlahnya pun amat terbatas.
Kalau pun pernah belajar syariah, umumnya bangsa kita hanya mendapat
porsi yang sangat kecil, yang sama sekali tidak cukup untuk sekadar
bekal hidup, itu pun hanya semata kita dapat sewaktu masih kecil mengaji
di TPA, dengan para pengajar yang tingkat kelimuannya di bidang syariah
yang amat terbatas pula, kalau tidak mau dibilang memprihatinkan.
Walhasil, kendala terbesar kita malahan bukan musuh di luar, tapi
justru ada di dalam diri kita masing-masing. Umat ini tidak pernah
berupaya melahirkan generasi yang setidaknya ‘melek’ syariah.
Ketika teman-teman 20-an tahun yang lalu menggagas berdirinya SDIT
(Sekolah Dasar Islam Terpadu), kami kira nantinya siswa-siswi itu akan
diajarkan tentang syariah Islam secara intensif. Eh, ternyata kami harus
kecewa lagi, karena umumnya tidak ada bedanya dengan SD biasa, kecuali
jam pelajarannya ditambah di sana sini, plus baca Iqro dan sedikit
tahfizd Qur’an.
Maka, otomatis bayarannya juga ‘terpaksa’ bertambah pula. Sampai ada
teman yang memplesetkan singkatan TERPADU menjadi TERpaksa PAkai DUit.
Tapi yang teramat menyedihkan, ternyata SDIT-SDIT itu juga tak pernah
peduli untuk mengajarkan bahasa Arab secara serius. Kalau pun ada,
hanya sampai hadza dan hadzihi, tidak lebih. Yang
jelas, lulus SDIT itu anak-anak kita tetap tidak paham makna bacaan
Qur’an yang dengan fasih dilantunkan, tetap tidak paham ketika
membunyikan tulisan Hadits Nabawi, juga tetap tidak nyambung kalau berkomunikasi dengan teman-temannya dari negeri Islam di Timur Tengah lewat chat. Apalagi membaca rujukan buku syariah Islam. Bisa-bisa mereka bilang kitab-kitab itu salah cetak.
Lantas anak-anak kita mau dibawa ke mana?
Bukan apa-apa, 20 juta komunitas yahudi di dunia ini sudah memastikan
bahwa anak-anak mereka mutlak harus bisa berbahasa Ibrani, karena pada
bahasa itulah mereka bersatu dan memiliki kekuatan. Dan Kitab Talmud itu
berbahasa Ibrani. Mereka bangga dengan bahasa Ibraninya. Dan nyatanya,
tidak ada balita Yahudi kecuali mereka paham dan bisa berkomunikasi
dengan bahasa Ibrani.
Bagaimana dengan kita?
Jangan tanya, kenapa segitu banyak SDIT yang telah kita bangun, malah tidak mengajarkan bahasa Arab?
Padahal syarat mutlak seseorang bisa mempelajari dan memahami syariah
Islam justru ada pada bahasa Arab. Mengingat bahwa Al-Qur’an itu turun
dalam bahasa Arab. Dan mengingat pula bahwaRasulullah saw tidak pernah
berkata-kata kecuali dalam bahasa Arab. Sangat tidak masuk akal kalau
hari ini kita teriak-teriak mau menegakkan syariah Islam, tapi kita
tidak pernah peduli ketika anak-anak kita tumbuh tanpa bisa berbahasa
Arab. Sungguh keterlaluan dan sangat tidak logis.
Kalau generasi terbaik yang kita persiapkan itu sudah sejak awal kita
‘sunat’ dan ‘kebiri’, dengan tidak peduli atas pelajaran bahasa Arab,
maka sudah dipastikan kita inilah jagal-jagal yang membutakan mereka
dari syariah Islam sejak dini.
Akhirnya kita hanya bisa marah-marah dan emosi sendiri, kita tuduh
orang lain bersalah karena tidak mau menerapkan syariah Islam. Padahal
pada hakikatnya kita sendiri yang telah ‘membunuh’ syariah Islam itu
sejak dini.
Mungkin Anda pernah lihat trilogi film khayal ala Hollywood, misalnya
Terminator 1, 2 dan 3. Film itu menggambar musuh-musuh di masa
mendatang melalui mesin waktu datang ke zaman kita untuk membunuh calon
pemimpin masa depan, Jhon Connor. Musuh-musuh yang berupa robot itu
merasa kewalahan menghadapi perlawanan sang jagoan di masa mendatang,
karena itu untuk membunuh sang jagoan, mereka datang ke zaman sekarang
dan ingin membunuh orang tuanya.
Khayalan ala Arnold Schwarzenegger itu sebenarnya sudah terjadi
sekarang ini. Kitalah musuh yang telah ‘membunuh’ generasi mendatang itu
dengan tidak pernah mempersiapkan mereka untuk mengerti syariah Islam.
Salah satu cara ‘keji’ yang tanpa sadar kita lakukan adalah membuat
mereka tetap buta dengan bahasa Arab dan pelajaran syariah Islam.
Apalagi SDIT-SDIT yang kita banggakan itu pun masih asyik dengan
beragam teori pendidikan ala baratnya, dan nyaris sama sekali tidak
punya pengajar bertaraf ulama, yang bisa melahirkan siswa semacam
Al-Imam Asy-Syafi’i yang telah hafal Al-Muwaththa’ ketika lulus SD.
Boro-boro hafal Al-Muwaththa’, lha wong gurunya saja termasuk ummiyin, tidak bisa baca dan tulis Arab. Apalagi bicara dalam bahasa Arab. Kalau pun bisa baca, ya cuma bunyi tapi tidak paham.
Mohon maaf kepada para ikhwah yang punya SDIT atau guru pengajar,
mungkin kami agak kasar, tapi mari kita merenung sejenak yuk, kita ini
mau ke mana sih sebenarnya? Cintakah kita kepada syariah Islam? Kalau
cinta, kenapa kok kita tidak berupaya melahirkan generasi yang mengerti
syariah Islam?
Resep Tegaknya Syariah Islam
Jadi resepnya gampang, mari kita dirikan SDIT yang para pengajarnya
adalah ulama, sehingga muridnya bisa lulus dengan telah mengantungi
ijazah sungguhan, yakni telah membaca dan menelaah sekian puluh
kitab-kitab kuning.
Mari kita urus dengan rapi dan profesional majelis-majelis taklim
kita, baik di masjid mau pun di kantor-kantor. Carilah ulama yang ahli
syariah untuk kita belajar ilmu syariah secara tetap kepada mereka,
syukur kalau bisa sambil buka kitab. Setidaknya kajian syariahnya harus
lebih padat. Jangan cuma melawak melulu. Segar sih segar, tapi kalau
tiap hari melawak melulu, bisa-bisa kita saingan dengan Srimulat.
Semua itu mengerucut pada satu kesimpulan, tegaknya syariat Islam amat bergantung pada seberapa besar porsi ngaji syariah kita lakukan sekarang ini.
Mungkin ada baiknya kalau para ustadz yang terlanjur salah kamar,
balik lagi ke masjid dan jamaah pengajiannya untuk mengajar syariah,
daripada mereka tiap hari ketemu dengan koboi-koboi politik di
lembaga legislatif yang bikin rambut beruban. Serahkan saja pekerjaan
itu pada orang yang ahli di bidangnya, sedangkan para ustadz ini bisa
kembali menyapa jamaah pengajiannya. Sungguh semenjak para ustadz ini
aktif di politik, banyak jamaah pengajian yang bagai anak ayam
kehilangan induknya.
Itu sih sekadar usul, bisa diterima dan boleh saja dicuekin. Namanya juga usul, kadang terdengar usil di telinga.
Kesabaran adalah bukti ketinggian akhlak dan ketaqwaan
Islam
adalah agama akhlak. Akhlak merupakan sesuatu yang melekat, dan menjadi tabiat
serta watak sehari-hari bagi seseorang. Diantara kemuliaan akhlak orang yang
bertaqwa adalah; pertama memiliki “akhlak hasanah” yaitu akhlak seorang muslim
yang mudah dan begitu gampang memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya. Kedua
memiliki “akhlak karimah”, selain memaafkan juga mendoakan, mendoakan kebaikan
kepada orang yang mendzaliminya. Ketiga memiliki “akhlak ‘adzimah”, yaitu
tingkatan akhlak yang paling tinggi dan paling sempurna, akhlak pada tingkatan
ini adalah akhlak yang dimiliki seorang muslim bertaqwa, disamping memaafkan
dan juga mendoakan malah membalas kedzaliman dengan kebaikan. Mampu dan bisakah
kita memiliki akhlak muslim yang mulia tersebut? Beraaat ……, memang berat.
Kalau yang ringan-ringan dan yang gampang itu bagi sebagian orang adalah
mencaci maki, ngejek orang, berbohong, curang, dan ngerumpi. Ketiga tingkatan
akhlak yang mulia di atas dimiliki oleh Nabi, shahabat, dan salafushshalih.
Belajar
dari kisah perang uhud yang menyisakan duka nestapa kekalahan dan kesedihan
yang mendalam bagi kaummuslimin, memberi pelajaran dan hikmah yang banyak lagi
sangat berharga. Derita dan cerita pilu kekalahan sangatlah menyakitkan hati
pasukan mujahid yang tersisa. Ada sedikit kegalaun menghiasi hari-hari, betapa
tidak perang uhud yang bersejarah dan paling dikenang kaummuslimin apalagi oleh
Nabi Muhammad Saw, mengalami kerugian yang tidak sedikit selain harta benda
juga puluhan jiwa terluka meregang nyawa. Pada kejadian perang tersebut ada
sekitar 70 mujahid yang syahid menemui Rabbnya
gugur fisabilillah. Diantara yang syahid itu ada 3 orang jawara pentolan
yang merupakan komandan pasukan kaum muslimin, satu diantara 3 orang tsrsebut
adalah Hamzah Bin Abdul Muthalib paman rasulullah sendiri. bersambung .....
BAUNYA yang tajam bisa mengundang, bisa pula membuat anda
menghindar. Tergantung apakah anda menyukai buah yang konon dijuluki
the king of fruit ini.
Durian mengandung lemak, karbohidrat dan alkohol...
Tapi jangan khawatir, durian juga mengandung lemak tak jenuh yang menyehatkan. Berikut beberapa tips mengonsumsi durian :
1. Pilihlah durian yang setengah matang karena kadar gula dan alkoholnya belum terlalu tinggi.
2. Jangan mengolaborasikan makanan durian dengan minuman yang
mengandung soda, alkohol dan minuman lainnya yang mengandung gas.
Karena ada kasus yang mengakibatkan kematian seseorang akibat
keracunan durian plus meminum minuman beralkohol.
3. Manfaatkan getah durian untuk mencegah sakit perut. Tuangkan air
putih ke dalam cekungan kulit durian yang awalnya berisi daging
durian yang telah dimakan. Kemudian, minum air putih tadi. Getah pada
kulit durian yang sudah dibelah itu memiliki zat yang disebut
anti-dotum. Zat inilah yang bermanfaat membuat perut tetap nyaman
serta menghilangkan aroma durian.