Animasi Armadodi

Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by Armadodi FlamingText.com

Kamis, 10 Mei 2012

Berdoalah, Karena Doa Selalu diijabah

Jangan Bosan-bosan Berdoa

Menurut Imam Masjid Nabawi yang sekarang ini Tafsir QS 2 : 186
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran adalah:
1. Allah mengabulkan du'a sesuai dengan apa yang diminta. 
2. Allah tidak mengabulkan du'a akan tetapi Allah ganti dengan dijauhkan-Nya dari  mushibah/bencana. 
3. Allah tidak mengabulkan du'a namun Allah tangguhkan dan diganti pahala yang lebih  baik.   
4. Allah beri tapi tidak sesuai dengan keinginan, karena Allah memberi apa yang dibutuhkan. 
Kepada orang-orang beriman teruslah berdu'a, jangan bosan-bosan berdu'a karena itu adalah ibadah dan senjata bagi orang-orang beriman. Bershabar dan bersyukurlah selalu.

Catatan : Kata Du'a di atas yang dimaksud adalah doa 


Kamis, 03 Mei 2012

Menjadikan Blog Guru sebagai “Laboratorium” Virtual

Program Guraru (Guru Era Baru) 2011 baru saja usai digelar oleh Acer Group Indonesia. Terlepas siapa pun yang telah memenangkan ajang “bergengsi” itu, Guraru bisa dibilang sebagai sebuah terobosan kreatif untuk menghilangkan jarak antara guru dan internet. Pada era virtual seperti sekarang, sudah saatnya guru sebagai agen pembelajaran yang dituntut untuk memiliki kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian, benar-benar mampu mengoptimalkan fungsi internet untuk mendesain pembelajaran yang up to date, menarik, menyenangkan, efektif, inovatif, dan kreatif. Salah satu ruang yang tepat untuk itu adalah blog. Melalui blog, seorang guru akan terus terpacu “adrenalin”-nya untuk meningkatkan kompetensi diri sehingga mampu menyuguhkan postingan-postingan terbaik di blognya masing-masing untuk kemajuan dunia pendidikan.

Ibarat sebuah magnet, Guraru agaknya telah berhasil menyedot animo ratusan blogger guru untuk mengakrabi blog sebagai media berekspresi, beraktualisasi diri, personal branding, berinteraksi, memublikasikan materi dan desain pembelajaran inovatif, atau menakar kemampuan diri dalam merespon fenomena-fenomena pendidikan mutakhir. Pada Acer Guraru Award 2011, panitia menerima total 2.566 masukan yang meliputi sekitar 275 blog guru dari seluruh Indonesia. Ada kenaikan sebesar 588% dibadingkan dengan pelaksanaan Acer Guraru Award 2010. Sebuah partisipasi yang luar biasa.

Seiring dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan ruang maya bagi para pengguna, baik dalam soal akses, manfaat, partisipasi, maupun kontrol, blog sesungguhnya juga bisa dijadikan sebagai “laboratorium virtual” untuk kemajuan dunia pendidikan yang sangat besar manfaatnya bagi peserta didik, guru yang bersangkutan, maupun sesama rekan sejawat. Melalui blog, sesama guru, guru dan murid, guru dan siapa pun yang memiliki kepedulian terhadap dunia pendidikan bisa saling berinteraksi tanpa dibatasi sekat ruang dan waktu. Blog bisa dioptimalkan untuk unjuk kinerja guru dalam menyajikan berbagai persoalan dan pernak-pernik dunia pendidikan, sehingga mesin pencari makin ramah terhadap masalah-masalah pendidikan yang hingga saat ini masih menyisakan banyak problem dan tantangan.
Jika eksitensi blog guru terus hadir di ranah virtual, bukan mustahil dunia pendidikan kita akan semakin kaya berkat sentuhan para guru dalam menyajikan postingan-postingan terbaik. Dengan demikian, blog guru bisa dijadikan sebagai portofolio rekam jejak guru dalam memberikan pengabdian terbaik buat bangsa dan negara melalui jagat virtual. Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan oleh internet, yang bisa diakses oleh siapa pun secara lintas-geografis, lintas-usia, dan lintas-budaya, diakui atau tidak, telah membuat dunia pendidikan makin dinamis dan progresif. Para pengunjung akan makin dimudahkan dalam mencari rujukan yang terkait dengan masalah keilmuan, pembelajaran, atau fenomena-fenomena pendidikan mutakhir yang lain.
Namun, kehadiran blog guru agaknya belum direspon secara serius oleh pemerintah sebagai pemangku kepentingan pendidikan utama. Sejauh ini, baru Pusat Bahasa yang rutin menggelar event Lomba Blog Guru dalam menyambut Bulan Bahasa setiap tahunnya. Sementara itu, Kemendikbud yang dianggap sebagai pihak yang paling berkompeten untuk meningkatkan profesionalisme guru, sama sekali belum menunjukkan tanda-tanda untuk melirik blog guru sebagai media untuk mengukur rekam jejak guru dalam memberikan pengabdian terbaik buat masa depan peserta didiknya. Pelatihan pembuatan blog pun (nyaris) belum mendapatkan perhatian secara serius. Kalau toh ada, event-event pelatihan blog selama ini baru sebatas dilakukan secara parsial oleh komunitas-komunitas blogger atau institusi-institusi semacam Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP), seperti yang dilakukan oleh LPMP Jawa Tengah kepada para guru pemandu MGMP.

pelatihan blogpelatihan blogpelatihan blogpelatihan blog
Suasana ketika pelatihan blog guru pemandu MGMP SMP berlangsung di LPMP Jawa Tengah (Kamis, 8 Desember 2011)

Fakta menunjukkan, animo guru untuk melakukan aktivitas ngeblog sudah tampak demikian antusias. Saya yang kebetulan beberapa kali didaulat oleh LPMP Jawa Tengah untuk mendampingi rekan-rekan sejawat dalam pelatihan pembuatan blog, menangkap atmosfer yang cukup menggairahkan. Kemauan untuk berbagi dan bersilaturahmi melalui blog sudah cukup terbangun di kalangan guru, sampai-sampai alokasi waktu pelatihan yang disediakan oleh panitia tidak cukup untuk menampung animo mereka agar bisa membuat blog.

Mengingat demikian pentingnya kehadiran blog guru sebagai “laboratorium” virtual, tidak ada salahnya kalau pelatihan pembuatan blog bagi guru dilakukan lebih intensif oleh Kemendikbud untuk melahirkan blogger-blogger guru masa depan yang benar-benar sanggup menjadi agen pembelajaran yang sesungguhnya. Kemudian, gelar event lomba blog guru untuk diagendakan secara rutin, sehingga akan terjaring blogger-blogger guru terbaik yang layak dijadikan sebagai fasilitator atau instruktur pembuatan blog di berbagai pelosok tanah air. Jika “mimpi” ini bisa terwujud, maka dunia pendidikan akan makin berkembang secara dinamis dan progresif karena berbagai pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif akan terus mengalir dari blog guru di ranah virtual yang belakangan ini tengah mengalami masa “euforia”.
Ayo, Bapak/Ibu Guru, atasi kelumpuhan menulis melalui blog! Jadikan blog sebagai media untuk membangun optimisme bangsa melalui postingan-postingan yang mencerahkan dan mencerdaskan! Nah, salam ngeblog!

MAKNA HARI PENDIDIKAN NASIONAL



Tanggal 2 Mei setiap tahun diperingati oleh bangsa Indonesia sebagai hari pendidikan nasional. Kita ingat yang dikatakan bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara menegaskan bahwa pendidikan memiliki hakikat memanusiakan manusia dengan mewujudkan pribadi yang merdeka. Betapa tinggi filosofi beliau hal ini sangat berbeda dengan keadaan yang sekarang ini begitu banyak berita miring tentang dunia pendidikan kita.

Diantara begitu banyak berita negatif tentang potret dunia pendidikan kita sudah banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah demi memajukan dunia pendidikan kita,diantaranya sertifikasi,walaupun banyak yang mengatakan bahwa sertifikasi tidak banyak meningkatkan kinerja guru,tapi itu merupakan respon positif akan pengakuan profesi guru.

Berikutnya dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Permennegpan dan RB) Nomor 16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.Dengan adanya peraturan itu kenaikan pangkat guru tidak semuda dulu,karena harus melewati proses Penilaian Kinerja Guru setiap tahunnya.

Proses kenaikan pangkat dan jabatan guru  yang semula dilakukan secara otomatis dan  periodik, diubah menjadi berdasarkan angka kredit, sehingga memungkinkan guru  untuk dapat mengajukan kenaikan pangkat dan golongan kurang dari 4 tahun atau bahkan lebih dari 4 tahun. Selain itu untuk kenaikan pangkat jabatan Fungsional Guru serendah-rendahnya Golongan III/b diwajibkan membuat Karya Inovatif berupa Penelitian, Karya Tulis Ilmiah, Alat Peraga, Modul, Buku, atau Karya Teknologi Pendidikan yang nilai angka
kreditnya disesuaikan.

Dengan adanya Peraturan ini yang akan dilaksanakan secara efektif  mulai 1 januari 2013 merupakan tantangan bagi guru untuk lebih profesional dalam menjalankan tugas .meningkatkan  pengetahuan  dan keterampilan guru, yang akan   memberikan kontribusi secara   langsung   pada  peningkatan  kualitas pembelajaran   yang   dilakukan, sekaligus  membantu  pengembangan  karir   guru   sebagai tenaga  profesional.

Melalui peringatan Hardiknas 2012, saatnya bagi kita sebagai guru yang berkecimpung di dunia pendidikan menyikapi  dengan tindakan yang nyata. Membangun mind set yang lebih konstruktif diawali dari diri sendiri. Melaksanakan tugas secara profesional, melakukan inovasi pembelajaran, melakukan kegiatan pengembangan profesi, dan sebagainya sehingga diharapkan guru terampil membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan dan tehnologi melalui penyajian layanan pendidikan yang bermutu.  
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2012. Majulah Pendidikan Indonesia.

Pemanfaatan Blog sebagai media pembelajaran

              Semakin berkembangnya tehnologi internet membuka wawasan bahwa informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat kita dapatkan . Dengan internet dapat dilakukan melampaui ruang dan waktu. Internet juga menyediakan fasilitas transaksi produk, tranformasi ilmu dan life style.Bahkan umurpun tidak membatasinya, yang tua bahkan yang belia dapat menembus keterbatasan di dunia ini.

                        Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna blog terbesar kedua di dunia setelah Inggris versi WordPress. Dalam enam bulan belakangan ini, setidaknya 143.108 blog telah di-hosting oleh pengguna.
            Menurut laporan dari Pew Internet & American Life Project, blog sudah menjadi hal yang lumrah. Pada tahun 2004, pembaca blog meningkat 58 persen, yaitu menjadi 27 persen dari keseluruhan pengguna Internet, atau 32 juta orang. 12 persen dari yang membaca blog juga aktif menambahkan komentar pada blog. (Kutipan dari CNet News.com).
            Menurut Technocrati, salah satu mesin pencari blog, saat ini sedikitnya terdapat 112 juta blog per Desember 2007. Diantara pengguna blog adalah para remaja, mahasiswa, politisi, selebiritis, guru hingga anak-anak usia belia.

            Dengan melihat situasi ini, sebagai guru kita dapat mencari peluang dengan memanfaatkan internet,salah satunya adalah blog  sebagai media pembelajaran .tentunya kita tidak ingin dikatakan sebagai guru JADUL (Jaman Dulu ).

Menurut Undang –undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa guru harus mempunyai kompetensi, Kompetensi tersebut meliputi:
    1. Kompetensi pedagogik
    2. Kompetensi profesional;
    3. Kompetensi sosial;
    4. Kompetensi kepribadian;
Salah satunya guru harus memiliki kompetensi professional Yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.Salah satu poin dikatakan guru diharapkan “Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran”
            Yang kedua guru harus memiliki kompetensi sosial yaitu Kemampuan guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. Salah satunya dikatakan guru diharapkan “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri “
 Tentunya tidak berlebihan jika kita memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran  berarti kita sudah melaksanakan Undang undang tersebut .
            Dalam internet banyak fasilitas yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran .Salah satu produk internet adalah BLOG.
Weblog atau blog adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diperbarui (update) secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog merupakan teks dokumen, gambar, obyek media, dan data yang tersusun secara rapi dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal pribadi

Blog dapat dikategorikan sebagai e learning, dalam tulisannya Rosenberg (2001) beliau mengungkapkan bahwa e learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

Manfaat Blog

1. Media interaktif diluar kelas
Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya guru di sebuah sekolah dapat membuat blog dimana isi  sebuah blog menyangkut mata pelajaran masing-masing guru. Kemudian ada siswa yang mengakses blog tersebut, siswa mengisi comment di blog, sehingga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa

2. Media untuk menyimpan file
Guru dapat menyusun dan meresume materi pelajaran kemudian meletakkannya ke dalam sebuah blog, Hal ini sangat membantu mempercepat pengajaran karena siswa tidak perlu mencatat lagi dipapan tulis sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sangat usabilitas (mudah digunakan) dan maintanabel (mudah dikelola dan dirawat).

3. Media curhat bagi siswa
Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog meninggalkan komentar,oleh sebab itu  blog dapat menjadi media untuk mengungkapkan usul, komentar dan curhat  siswa tentang sistem pengajaran yang ada di sekolah, sehingga pihak sekolah dan guru dapat meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para peserta didik .

4. Media untuk menulis
Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog guru belajar dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya ilmiah atau karya tulis. Sebelum ikut dalam bidang karya tulis dalam setiap even resmi seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi, alangkah baiknya guru menggunakan blog sebagai media writting learning terlebih dahulu. blog juga merupakan sarana yang cepat dan mudah sebagai sarana penyebaran hasil-hasil penelitian, penataran, penelitian, workshop dan berbagai macam tulisan lainnya

5. Media untuk mendapatkan informasi
Guru bisa mendapatkan Informasi melalui proses pencarian dengan search engine akan membuka dan menambah wawasan guru tentang dunianya dan dunia ilmu pengetahuan
Guru bisa mendapatkan informasi melalui buku, koran, majalah tapi kita hanya berperan sebagai pembaca pasif . dengan blog kita bisa langsung memberi komentar .dan informasi yang didapatkan semakin luas dengan saling memberi link dengan pengguna blog lain

6. Sarana berdiskusi
Blog juga menjadi pilihan   sebagai sarana berdiskusi antar guru dengan siswa , guru dengan guru. dan berbagi pengetahuan dengan pengguna blog yang lain, sehingga membuka wawasan berfikir kita

7. Media berkreativitas
Guru dapat menghias blog sesuai dengan keinginan,misalnya dipercantik dengan gambar,foto,slide,video,template,background yang semuanya didapatkan secara gratis  melalui counter dalam internet
Demikian manfaat yang ada pada internet, khususnya blog, yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pendidikan. Memang keberadaan blog yang banyak kegunaannya masih jarang dimanfaatkan oleh sebagian guru.Sebelum mencoba kita  tidak akan pernah merasakan manfaat blog itu .

Pemanfaatan Blog sebagai media pembelajaran

 
            Semakin berkembangnya tehnologi internet membuka wawasan bahwa informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat kita dapatkan . Dengan internet dapat dilakukan melampaui ruang dan waktu. Internet juga menyediakan fasilitas transaksi produk, tranformasi ilmu dan life style.Bahkan umurpun tidak membatasinya, yang tua bahkan yang belia dapat menembus keterbatasan di dunia ini.

            Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan pengguna blog terbesar kedua di dunia setelah Inggris versi WordPress. Dalam enam bulan belakangan ini, setidaknya 143.108 blog telah di-hosting oleh pengguna.

            Menurut laporan dari Pew Internet & American Life Project, blog sudah menjadi hal yang lumrah. Pada tahun 2004, pembaca blog meningkat 58 persen, yaitu menjadi 27 persen dari keseluruhan pengguna Internet, atau 32 juta orang. 12 persen dari yang membaca blog juga aktif menambahkan komentar pada blog. (Kutipan dari CNet News.com).

            Menurut Technocrati, salah satu mesin pencari blog, saat ini sedikitnya terdapat 112 juta blog per Desember 2007. Diantara pengguna blog adalah para remaja, mahasiswa, politisi, selebiritis, guru hingga anak-anak usia belia.

           Dengan melihat situasi ini, sebagai guru kita dapat mencari peluang dengan memanfaatkan internet,salah satunya adalah blog  sebagai media pembelajaran .tentunya kita tidak ingin dikatakan sebagai guru JADUL (Jaman Dulu ).


Menurut Undang –undang no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dijelaskan bahwa guru harus mempunyai kompetensi, Kompetensi tersebut meliputi:
    1. Kompetensi pedagogik
    2. Kompetensi profesional;
    3. Kompetensi sosial;
    4. Kompetensi kepribadian;
Salah satunya guru harus memiliki kompetensi professional Yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi.Salah satu poin dikatakan guru diharapkan “Menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran”

            Yang kedua guru harus memiliki kompetensi sosial yaitu Kemampuan guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat sekitar. Salah satunya dikatakan guru diharapkan “Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri “Tentunya tidak berlebihan jika kita memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran  berarti kita sudah melaksanakan Undang undang tersebut .

            Dalam internet banyak fasilitas yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran .Salah satu produk internet adalah BLOG. Weblog atau blog adalah istilah yang pertama kali digunakan oleh Jorn Barger pada 1997. Jorn Barger menggunakan istilah Weblog untuk menyebut kelompok website pribadi yang selalu diperbarui (update) secara kontinyu dan berisi link-link ke website lain yang dianggap menarik disertai dengan komentar-komentar mereka sendiri.

Blog merupakan teks dokumen, gambar, obyek media, dan data yang tersusun secara rapi dan menurut kronologi tertentu, yang dapat dilihat melalui browser internet dan biasanya berisi catatan atau jurnal pribadi

Blog dapat dikategorikan sebagai e learning, dalam tulisannya Rosenberg (2001) beliau mengungkapkan bahwa e learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan.

Manfaat Blog :

1. Media interaktif diluar kelas
Sebuah blog dapat dijadikan media belajar interaktif, misalnya guru di sebuah sekolah dapat membuat blog dimana isi  sebuah blog menyangkut mata pelajaran masing-masing guru. Kemudian ada siswa yang mengakses blog tersebut, siswa mengisi comment di blog, sehingga terjadi komunikasi antara guru dengan siswa

2. Media untuk menyimpan file
Guru dapat menyusun dan meresume materi pelajaran kemudian meletakkannya ke dalam sebuah blog, Hal ini sangat membantu mempercepat pengajaran karena siswa tidak perlu mencatat lagi dipapan tulis sehingga siswa dapat mengakses materi guru dengan mudah, tanpa dibatasi oleh waktu dan tempat.Penggunaan blog sebagai media pembelajaran sangat usabilitas (mudah digunakan) dan maintanabel (mudah dikelola dan dirawat).

3. Media curhat bagi siswa
Blog memiliki fasilitas yang memungkinkan pengunjung sebuah blog meninggalkan komentar,oleh sebab itu  blog dapat menjadi media untuk mengungkapkan usul, komentar dan curhat  siswa tentang sistem pengajaran yang ada di sekolah, sehingga pihak sekolah dan guru dapat meningkatkan kinerja mereka sesuai yang diharapkan para peserta didik .

4. Media untuk menulis
Blog dapat berfungsi sebagai media writing learning. Dengan blog guru belajar dan mengasah kemampuannya dalam membuat sebuah karya ilmiah atau karya tulis. Sebelum ikut dalam bidang karya tulis dalam setiap even resmi seperti; lomba karya tulis, atau sertifikasi, alangkah baiknya guru menggunakan blog sebagai media writting learning terlebih dahulu. blog juga merupakan sarana yang cepat dan mudah sebagai sarana penyebaran hasil-hasil penelitian, penataran, penelitian, workshop dan berbagai macam tulisan lainnya

5. Media untuk mendapatkan informasi
Guru bisa mendapatkan Informasi melalui proses pencarian dengan search engine akan membuka dan menambah wawasan guru tentang dunianya dan dunia ilmu pengetahuan
Guru bisa mendapatkan informasi melalui buku, koran, majalah tapi kita hanya berperan sebagai pembaca pasif . dengan blog kita bisa langsung memberi komentar .dan informasi yang didapatkan semakin luas dengan saling memberi link dengan pengguna blog lain

6. Sarana berdiskusi
Blog juga menjadi pilihan   sebagai sarana berdiskusi antar guru dengan siswa , guru dengan guru. dan berbagi pengetahuan dengan pengguna blog yang lain, sehingga membuka wawasan berfikir kita

7. Media berkreativitas
Guru dapat menghias blog sesuai dengan keinginan,misalnya dipercantik dengan gambar,foto,slide,video,template,background yang semuanya didapatkan secara gratis  melalui counter dalam internet
Demikian manfaat yang ada pada internet, khususnya blog, yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pendidikan. Memang keberadaan blog yang banyak kegunaannya masih jarang dimanfaatkan oleh sebagian guru.Sebelum mencoba kita  tidak akan pernah merasakan manfaat blog itu .

Jumat, 20 April 2012

Sulitnya Menegakkan Syariat Islam di Indonesia: Apanya yang Salah?


Kajian Ilmiyah


 

-CATATAN AHMAD SARWAT-
JAKARTA (salam-online.com): Umat Islam di Indonesia sudah sejak lama memimpikan tegaknya syariat dan hukum Islam. Bahkan salah satu motivasi kenapa banyak pahlawan gugur di medan perang dalam masa perjuangan fisik di masa lalu, tidak lain tujuannya agar bisa tegaknya syariat Islam.
Ketika sudah merdeka pun, putra-putri Islam tetap memperjuangkan tegaknya syariat Islam lewat parlemen. Bergantian bentuk-bentuk upaya penegakan syariat itu terus diperjuangkan.
Namun sampai hari ini, sudah lewat enam puluh tahun kita merdeka, ternyata syariat Islam masih belum tegak di negeri kita seperti yang dicita-citakan oleh para ulama dan pendahulu kita di masa lalu.

Pandangan Kalangan Anti Syariah
Kalau dihitung-hitung, sebenarnya yang menjadi penghalang utama kenapa syariat Islam tidak bisa lantas tegak di negeri kita bukan siapa-siapa. Ternyata justru faktor penolakan dari umat Islam sendiri.
Tegaknya syariat Islam malah berhadapan dengan sebagian besar umat Islam. Justru mereka itulah yang dengan sangat gigih berada pada posisi menentang dan sangat anti dengan syariah Islam.
Pokoknya apa pun yang berbau istilah syariah, langsung diveto dan diberi kartu merah, termasuk nasib perda-perda yang dianggap bernuansa syariah di masa sekarang.
Padahal sebenarnya sadar atau tidak, kita sudah menjalankan syariat Islam, bahkan saudara-saudara kita yang ‘anti’ syariah, tanpa sadar mereka sudah menjalankan syariah Islam.
Buktinya ke mana-mana mereka pakai baju dan celana. Seandainya mereka anti syariah Islam, maka ke mana-mana mereka pasti telanjang bulat, persis kambing dan kerbau.
Buktinya mereka menikah dengan sah, meski sering sinis dengan penegakan syariah. Kalau mereka tidak menjalankan syariah Islam, pastilah mereka tidak menikah tapi kumpul kebo dan jadi pelanggan rumah bordil.
Buktinya mereka mereka ikut puasa di bulan Ramadhan, meski tetap sinis dengan syariah Islam. Kalau mereka tidak menjalankan syariah Islam, seharusnya mereka makan di siang hari pada bulan Ramadhan.
Dan tanpa sadar, pada hakikatnya kita semua sudah mengakui dan bahkan menjalankan syariah Islam, walaupun masih parsial atau sepotong-sepotong.
Jadi kendala utama kita tinggal menyempurnakan kekurangannya saja, bukan memulai dari awal. Penyadaran seperti ini penting buat shock theraphy kepada saudara-saudara kita yang sok anti penegakan syariah Islam.
Dan problem terbesar dari penegakan syariah Islam memang bersumber dari mereka, yaitu saudara kita sendiri yang sebenarnya masih sujud setidaknya 17 kali sehari semalam kepada Allah SW, dimana dalam doa ifitiah yang dibaca, ada tersebutkan lafadz, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya untuk Allah Rabb alam semesta.”
Jadi tugas kita sebenarnya tidak terlalu sulit, karena secara prinsip dasar, umat Islam di Indonesia sudah mengakui bahwa dia telah berserah diri kepada Allah SWT. Mana mungkin orang yang sudah menyatakan diri seperti itu, tiba-tiba jadi penentang utama syariah Islam.

 

Terjebak Jargon
Salah satu kendala utama kenapa orang anti dengan syariah Islam adalah karena ‘kalahnya’ kita dari kekuatan kafir. Mereka telah dengan efektif berkampanye untuk memperburuk citra syariah Islam.
Hal itu bisa kita buktikan dengan mudah. Berapa banyak umat Islam yang kalau mendengar istilah ‘syariah’, tiba-tibaseolah tersihir dan merasa phobi, takut, serem, bergidik, dan deg-degan. Soalnya yang langsung terbayang adalah kapak tajam yang akan memenggal kepala manusia ala peradaban kuno.
Tapi imej dan opini itulah yang telah berhasil dilakukan oleh lawan-lawan syariah Islam. Mereka berhasil membuat tulisan, opini, ajakan, dan tren yang ujung-ujungnya membuat orang takut pada istilah syariah.
Maka seharusnya kita juga harus punya strategi yang menarik untuk mencuri perhatian khalayak. Kalau sekarang ini mereka sedang phobi dengan istilah syariah dan sejenisnya, toh kita tidak harus pusing kepala dan marah-marah sendiri. Mungkin tidak ada salahnya kita menggunakan istilah lain. Toh, apalah arti sebuah nama, pinjam celoteh si Shakespiere.
Misal yang sederhana, kita bisa gunakan istilah ‘peradaban maju’ sebagai ganti dari istilah yang terlanjur sudah membuat orang panas dingin. Kita bisa katakan mari kita bentuk masyrakat yang ‘berperadaban maju’, dengan tidak menyisakan ruang bagi penipuan, pencurian, termasuk perzinaan yang sangat hewani itu.
Dan yang dimaksud dengan ‘peradaban maju’ tidak lain adalah tegaknya syariah Islam, yang isinya bukan hanya potong tangan, rajam, cambuk dan penggal kepala, tapi memang sepenuhnya berisi kemajuan, keadilan, kemanusiaan, ketinggian derajat manusia, pemerataan kesejahteraan dan seterusnya. Silakan teruskan sendiri.

Kecolongan
Dan ada satu hal yang saat ini perlu kita pikirkan bersama, terutama bagi para ‘pendekar dan penegak syariah Islam’. Seandainya—ini cuma seandainya saja—tiba-tiba-tiba para penguasa sekuler itu terguling atau entah dapat hidayah lewat mana, tiba-tiba mereka bilang, “Yah sudah, sekarang kami sudah taubat, ayo kita gunakan hukum Islam,” lalu apakah masalah sudah selesai?
Apakah proses penegakan syariah Islam sesederhana itu? Apakah hanya dengan melengserkan para penguasa sekuler dan kemudian diganti jadi negara Islam, atau apa lah istilahnya, masalah sudah selesai?
Sementara kita tahu persis bahwasebenarnya masih banyak kendala utama dan justru esensial sekali, tapi selama ini luput dari perhatian kita. Perhatian kitaselama ini lebih banyak terkuras untuk memperjuangkan syariah Islam di level parlemen. Padahal kalau kita cermati dengan hati lapang dan luas, tetap ada wilayah kerja lain yang sebenarnya jauh lebih sulit untuk diperjuangkan.
Urusan mengegolkan syariah Islam di parlemen mungkin hanya satu dari seribu kendala tegaknya syariah Islam. Tanpa mengurangi rasa hormat kita kepada teman-teman yang sedang ‘berjuang’ di parlemen dengan menyerap begitu banyak sumber daya, tapi harus kita akui pe-er besar kita ternyata bukan di parlemen.
Pe-er besar kita justru ada di tengah  umat Islam sendiri. Dan kejadian demi kejadian dalam garis lintasan sejarah seharusnya sudah cukup untuk menjadi guru besar kita, bahwa kekuasaan bukan berarti tujuan utama perjuangan. Dan bukan garis finish yang akan kita lewati.
Sebab berapa banyak kekuatan Islam yang pada akhirnya bisa mencapai puncak kekuasaan, tetapi ujung-ujungnya mereka harus menyerah pada kenyataan. Ternyata dengan naiknya sebuah kekuatan Islam ke puncak kekuasaan di suatu negeri, tidak ada kaitanya dengan tegak atau tidak tegaknya syariah Islam di negeri itu.
Bukankah Erbakan pernah menjadi perdana menteri di Turki? Bukankah Muhammad Dhia’ulhaq pernah berkuasa di Pakistan? Bukankah Iran dipimpin oleh para tokoh yang mengaku menegakkan Islam, meski dengan akidah syiah yang banyak dikritik? Dan bukankah beberapa partai Islam juga telah menang di berbagai negeri? Bukankah kemenangan mutlak di pemilu telah pernah diraih FIS di Aljazair dan Refah di Turki serta Jamiat Islami di Pakistan?
Tanpa mengecilkan peran dan jasa perjuangan mereka, tapi kalau kita amati, ternyata semua itu tidak selalu ekwivalen dengan tingkat penerapan syariah Islam. Setidaknya, kehidupan rakyat masih belum berubah. Yang miskin masih miskin dan yang bodoh tetap  bodoh. Utang negara itu dan tingkat ketergantungan kepada negara adidaya yang dikuasai lobi yahudi masih tinggi. Produksi dalam negeri negara itu masih saja rendah, mereka masih menjadi negara yang nyaris 100 persen bergantung kepada belas kasihan (baca: jerat) negara adidaya.
Atau kalau kita lihat dari sudut pandang yang lain, misalnyadari sudut hukum hudud, ternyata kita juga tidak lantas menyaksikan hukum potong tangan, rajam, dan cambuk berlaku di negara itu. Mengingat bahwa sebagian teman kita punya pandangan sederhana, bahwa tegaknya syariah Islam cukup diukur dari pelaksanaan hukum hudud.

 

Lalu apa yang masih kurang? Dan apa yang salah?
Kalau salah sih tidak juga, dan sebenarnya tidak ada yang salah. Segala perjuangan untuk mencapai kekuasaan demi memperjuangkan syariah di level parlemen memang bukan tanpa arti. Kami pun tidak pernah berpikir untuk mengecilkan peran dan prestasi itu.
Tapi ada satu hal yang mungkin kita sering lupa, yaitu kekuatan fundamental di landasan yang menjadi fundamen esensial malah seringkali terlupakan. Fundamen itu adalah penyiapan umat untuk bisa mengenal, mengetahui, merasakan manisnya, dan merindukan tegaknya syariah Islam. Itu yang justru selama ini lepas dan luput dari perhatian kita.
Betapa banyak umat Islam yang belum tahu cara berwudhu, yang lainnya tidak tahu apa saja yang membatalkan shalat. Yang lain masih saja menikah tanpa wali, atau malah asyik berkampanye untuk poligami. Lima belas ribuan pertanyaan yang masuk ke database kami cukup untuk membuktikan hal itu.
Janganlah kita bertanya tentang hal-hal yang lebih dalam dari syariah Islam. Bahkan hal-hal yang terlalu fundamental sekalipun masih saja hilang dari daya tahan umat ini. Jadi perang kita ini sebenarnya tidak vis a vis dengan orang kafir yang memusuhi  Islam, tapi ‘perang’ kita ini lebih banyak untuk melawan ‘kebodohan’ dan ‘keawaman’ umat Islam dari syariah Islam itu sendiri.
Pelajaran dan kuliah syariah Islam itu boleh dibilang tidak pernah ada di negeri ini. Sebab pesantren kini sudah mulai kehilangan santri. Jumlahnya pun amat terbatas.
Kalau pun pernah belajar syariah, umumnya bangsa kita hanya mendapat porsi yang sangat kecil, yang sama sekali tidak cukup untuk sekadar bekal hidup, itu pun hanya semata kita dapat sewaktu masih kecil mengaji di TPA, dengan para pengajar yang tingkat kelimuannya di bidang syariah yang amat terbatas pula, kalau tidak mau dibilang memprihatinkan.
Walhasil, kendala terbesar kita malahan bukan musuh di luar, tapi justru ada di dalam diri kita masing-masing. Umat ini tidak pernah berupaya melahirkan generasi yang setidaknya ‘melek’ syariah.
Ketika teman-teman 20-an tahun yang  lalu menggagas berdirinya SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu), kami kira nantinya siswa-siswi itu akan diajarkan tentang syariah Islam secara intensif. Eh, ternyata kami harus kecewa lagi, karena umumnya tidak ada bedanya dengan SD biasa, kecuali jam pelajarannya ditambah di sana sini, plus baca Iqro dan sedikit tahfizd Qur’an.
Maka, otomatis bayarannya juga ‘terpaksa’ bertambah pula. Sampai ada teman yang memplesetkan singkatan TERPADU menjadi TERpaksa PAkai DUit.
Tapi yang teramat menyedihkan, ternyata SDIT-SDIT itu juga tak pernah peduli untuk mengajarkan bahasa Arab secara serius. Kalau pun ada, hanya sampai hadza dan hadzihi, tidak lebih. Yang jelas, lulus SDIT itu anak-anak kita tetap tidak paham makna bacaan Qur’an yang dengan fasih dilantunkan, tetap tidak paham ketika membunyikan tulisan Hadits Nabawi, juga tetap tidak nyambung kalau berkomunikasi dengan teman-temannya dari negeri Islam di Timur Tengah lewat chat. Apalagi membaca rujukan buku syariah Islam. Bisa-bisa mereka bilang kitab-kitab itu salah cetak.

Lantas  anak-anak kita mau dibawa ke mana?
Bukan apa-apa, 20 juta komunitas yahudi di dunia ini sudah memastikan bahwa anak-anak mereka mutlak harus bisa berbahasa Ibrani, karena pada bahasa itulah mereka bersatu dan memiliki kekuatan. Dan Kitab Talmud itu berbahasa Ibrani. Mereka bangga dengan bahasa Ibraninya. Dan nyatanya, tidak ada balita Yahudi kecuali mereka paham dan bisa berkomunikasi dengan bahasa Ibrani.

Bagaimana dengan kita?
Jangan tanya, kenapa segitu banyak SDIT yang telah kita bangun, malah tidak mengajarkan bahasa Arab?
Padahal syarat mutlak seseorang bisa mempelajari dan memahami syariah Islam justru ada pada bahasa Arab. Mengingat bahwa Al-Qur’an itu turun dalam bahasa Arab. Dan mengingat pula bahwaRasulullah saw tidak pernah berkata-kata kecuali dalam bahasa Arab. Sangat tidak masuk akal kalau hari ini kita teriak-teriak mau menegakkan syariah Islam, tapi kita tidak pernah peduli ketika anak-anak kita tumbuh tanpa bisa berbahasa Arab. Sungguh keterlaluan dan sangat tidak logis.
Kalau generasi terbaik yang kita persiapkan itu sudah sejak awal kita ‘sunat’ dan ‘kebiri’, dengan tidak peduli atas pelajaran bahasa Arab, maka sudah dipastikan kita inilah jagal-jagal yang membutakan mereka dari syariah Islam sejak dini.
Akhirnya kita hanya bisa marah-marah dan emosi sendiri, kita tuduh orang lain bersalah karena tidak mau menerapkan syariah Islam. Padahal pada hakikatnya kita sendiri yang telah ‘membunuh’ syariah Islam itu sejak dini.
Mungkin Anda pernah lihat trilogi film khayal ala Hollywood, misalnya Terminator 1, 2 dan 3. Film itu menggambar musuh-musuh di masa mendatang melalui mesin waktu datang ke zaman kita untuk membunuh calon pemimpin masa depan, Jhon Connor. Musuh-musuh yang berupa robot itu merasa kewalahan menghadapi perlawanan sang jagoan di masa mendatang, karena itu untuk membunuh sang jagoan, mereka datang ke zaman sekarang dan ingin membunuh orang tuanya.
Khayalan ala Arnold Schwarzenegger  itu sebenarnya sudah terjadi sekarang ini. Kitalah musuh yang telah ‘membunuh’ generasi mendatang itu dengan tidak pernah mempersiapkan mereka untuk mengerti syariah Islam. Salah satu cara ‘keji’ yang tanpa sadar kita lakukan adalah membuat mereka tetap buta dengan bahasa Arab dan pelajaran syariah Islam.
Apalagi SDIT-SDIT yang kita banggakan itu pun masih asyik dengan beragam teori pendidikan ala baratnya, dan nyaris sama sekali tidak punya pengajar bertaraf ulama, yang bisa melahirkan siswa semacam Al-Imam Asy-Syafi’i yang telah hafal Al-Muwaththa’ ketika lulus SD.
Boro-boro hafal Al-Muwaththa’, lha wong gurunya saja termasuk ummiyin, tidak bisa baca dan tulis Arab. Apalagi bicara dalam bahasa Arab. Kalau pun bisa baca, ya cuma bunyi tapi tidak paham.
Mohon maaf kepada para ikhwah yang punya SDIT atau guru pengajar,  mungkin kami agak kasar, tapi mari kita merenung sejenak yuk, kita ini mau ke mana sih sebenarnya? Cintakah kita kepada syariah Islam? Kalau cinta, kenapa kok kita tidak berupaya melahirkan generasi yang mengerti syariah Islam?

 

Resep Tegaknya Syariah Islam
Jadi resepnya gampang, mari kita dirikan SDIT yang para pengajarnya adalah ulama, sehingga muridnya bisa lulus dengan telah mengantungi ijazah sungguhan, yakni telah membaca dan menelaah sekian puluh kitab-kitab kuning.
Mari kita urus dengan rapi dan profesional majelis-majelis taklim kita, baik di masjid mau pun di kantor-kantor. Carilah ulama yang ahli syariah untuk kita belajar ilmu syariah secara tetap kepada mereka, syukur kalau bisa sambil buka kitab. Setidaknya kajian syariahnya harus lebih padat. Jangan cuma melawak melulu. Segar sih segar, tapi kalau tiap hari melawak melulu, bisa-bisa kita saingan dengan Srimulat.
Semua itu mengerucut pada satu kesimpulan, tegaknya syariat Islam amat bergantung pada seberapa besar porsi ngaji syariah kita lakukan sekarang ini.
Mungkin ada baiknya kalau para ustadz yang terlanjur salah kamar, balik lagi ke masjid dan jamaah pengajiannya untuk mengajar syariah, daripada mereka tiap hari ketemu dengan koboi-koboi politik di lembaga legislatif yang bikin rambut beruban. Serahkan saja pekerjaan itu pada orang yang ahli di bidangnya, sedangkan para ustadz ini bisa kembali menyapa jamaah pengajiannya. Sungguh semenjak para ustadz ini aktif di politik, banyak jamaah pengajian yang bagai anak ayam kehilangan induknya.
Itu sih sekadar usul, bisa diterima dan boleh saja dicuekin. Namanya juga usul, kadang terdengar usil di telinga.

Wallahu a’lam bishshawab.
________________________________________________________________________________________________________
-Penulis: Ketua Umum Yayasan Daarul Uluum Al-Islamiyah, Staf Pengajar STAN,  Alumnus Al Azhar, Kairo

Jumat, 30 Maret 2012

KENAPA BERSABAR ?

Kesabaran adalah bukti ketinggian akhlak dan ketaqwaan


Islam adalah agama akhlak. Akhlak merupakan sesuatu yang melekat, dan menjadi tabiat serta watak sehari-hari bagi seseorang. Diantara kemuliaan akhlak orang yang bertaqwa adalah; pertama memiliki “akhlak hasanah” yaitu akhlak seorang muslim yang mudah dan begitu gampang memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya. Kedua memiliki “akhlak karimah”, selain memaafkan juga mendoakan, mendoakan kebaikan kepada orang yang mendzaliminya. Ketiga memiliki “akhlak ‘adzimah”, yaitu tingkatan akhlak yang paling tinggi dan paling sempurna, akhlak pada tingkatan ini adalah akhlak yang dimiliki seorang muslim bertaqwa, disamping memaafkan dan juga mendoakan malah membalas kedzaliman dengan kebaikan. Mampu dan bisakah kita memiliki akhlak muslim yang mulia tersebut? Beraaat ……, memang berat. Kalau yang ringan-ringan dan yang gampang itu bagi sebagian orang adalah mencaci maki, ngejek orang, berbohong, curang, dan ngerumpi. Ketiga tingkatan akhlak yang mulia di atas dimiliki oleh Nabi, shahabat, dan salafushshalih. 

Belajar dari kisah perang uhud yang menyisakan duka nestapa kekalahan dan kesedihan yang mendalam bagi kaummuslimin, memberi pelajaran dan hikmah yang banyak lagi sangat berharga. Derita dan cerita pilu kekalahan sangatlah menyakitkan hati pasukan mujahid yang tersisa. Ada sedikit kegalaun menghiasi hari-hari, betapa tidak perang uhud yang bersejarah dan paling dikenang kaummuslimin apalagi oleh Nabi Muhammad Saw, mengalami kerugian yang tidak sedikit selain harta benda juga puluhan jiwa terluka meregang nyawa. Pada kejadian perang tersebut ada sekitar 70 mujahid yang syahid menemui Rabbnya  gugur fisabilillah. Diantara yang syahid itu ada 3 orang jawara pentolan yang merupakan komandan pasukan kaum muslimin, satu diantara 3 orang tsrsebut adalah Hamzah Bin Abdul Muthalib paman rasulullah sendiri. bersambung .....

Minggu, 12 Februari 2012

Durian Gunuang Rajo


Baragiah ka kawan

Tips aman makan duren



Senin, 13 Februari 2012
 Ustadz Nasrullah Nukman, SH & Juragan Balai-balai


BAUNYA yang tajam bisa me­ngundang, bisa pula membuat anda menghindar. Tergantung apakah anda menyukai buah yang konon dijuluki the king of fruit ini.
Durian mengandung le­mak, karbohidrat dan al­­kohol...
Tapi jangan kha­wa­­tir, durian juga me­ngan­dung lemak tak jenuh yang menyehatkan. Berikut beberapa tips mengonsumsi du­rian :


1. Pilihlah durian yang se­tengah matang karena ka­dar gula dan alkoholnya belum terlalu tinggi.


2. Jangan mengolaborasi­kan makanan durian de­ngan minuman yang me­ngandung soda, alkohol dan minuman lainnya yang mengandung gas. Karena ada kasus yang me­nga­kibatkan kematian seseorang akibat keracunan du­rian plus meminum mi­numan beralkohol.







3. Manfaatkan getah duri­an untuk mencegah sakit pe­rut. Tuangkan air putih ke dalam cekungan kulit du­rian yang awalnya berisi da­ging durian yang telah dimakan. Kemudi­an, minum air putih tadi. Ge­tah pada kulit durian yang su­dah dibelah itu memiliki zat yang disebut anti-dotum. Zat inilah yang bermanfaat membuat pe­rut tetap nyaman serta meng­hilangkan aroma durian.

Banner Armadodi


Tweet PKS Watch

Sahabat (Best Friend Forever) - Super 7