Islam
adalah agama akhlak. Akhlak merupakan sesuatu yang melekat, dan menjadi tabiat
serta watak sehari-hari bagi seseorang. Diantara kemuliaan akhlak orang yang
bertaqwa adalah; pertama memiliki “akhlak hasanah” yaitu akhlak seorang muslim
yang mudah dan begitu gampang memaafkan kesalahan orang lain terhadapnya. Kedua
memiliki “akhlak karimah”, selain memaafkan juga mendoakan, mendoakan kebaikan
kepada orang yang mendzaliminya. Ketiga memiliki “akhlak ‘adzimah”, yaitu
tingkatan akhlak yang paling tinggi dan paling sempurna, akhlak pada tingkatan
ini adalah akhlak yang dimiliki seorang muslim bertaqwa, disamping memaafkan
dan juga mendoakan malah membalas kedzaliman dengan kebaikan. Mampu dan bisakah
kita memiliki akhlak muslim yang mulia tersebut? Beraaat ……, memang berat.
Kalau yang ringan-ringan dan yang gampang itu bagi sebagian orang adalah
mencaci maki, ngejek orang, berbohong, curang, dan ngerumpi. Ketiga tingkatan
akhlak yang mulia di atas dimiliki oleh Nabi, shahabat, dan salafushshalih.
Belajar
dari kisah perang uhud yang menyisakan duka nestapa kekalahan dan kesedihan
yang mendalam bagi kaummuslimin, memberi pelajaran dan hikmah yang banyak lagi
sangat berharga. Derita dan cerita pilu kekalahan sangatlah menyakitkan hati
pasukan mujahid yang tersisa. Ada sedikit kegalaun menghiasi hari-hari, betapa
tidak perang uhud yang bersejarah dan paling dikenang kaummuslimin apalagi oleh
Nabi Muhammad Saw, mengalami kerugian yang tidak sedikit selain harta benda
juga puluhan jiwa terluka meregang nyawa. Pada kejadian perang tersebut ada
sekitar 70 mujahid yang syahid menemui Rabbnya
gugur fisabilillah. Diantara yang syahid itu ada 3 orang jawara pentolan
yang merupakan komandan pasukan kaum muslimin, satu diantara 3 orang tsrsebut
adalah Hamzah Bin Abdul Muthalib paman rasulullah sendiri. bersambung .....